Minggu, 13 April 2014

saatnya kita kembali


saatnya kembali

pada kehidupan sebenarnya
tinggalkan khayal yang sempat melambung
menembus batas cakrawala
saatnya kembali
pada rumah yang sederhana
tanggalkan asa yang sempat singgah
pada sebuah tahta yang kini tak tergapai
pesta sudahlah usai
meski sepenuhnya belum selesai
tinggalah ratap tangis sepanjang usia
saatnya bangun dari mimpi
buka mata
buka hati
lupakan kursi ajaib yang pernah ter-angankan
saatnya kembali
kembali pada tempat yang sesungguhnya
bukan singgasana dewan terhormat
bukan pula bangsal pesakitan jiwa
tempatmu adalah rumahmu
Tempatku adalah rumahku

Rabu, 25 Desember 2013

Singkat cerita ku Teman

Teman…
Tentang cerita kita…
Pada sebuah kehidupan..
Mungkin tidak banyak bedanya…
Teman…
Tentang kisah cinta kita…
Pada rangkaian puisi kerinduan..
Itupun tidak ada bedanya…

Namun teman…
Kau pria tampan…
Memuja gadis dimana-mana..
Pecinta wanita yang mungkin setia..
Dan aku seorang wanita…
Yang melihat dari sudut sukma…

Seorang pria..
Membebaskan diri untuk membataskan pilihan…
Sedangkan seorang wanita…
Membataskan pilihan untuk membebaskan diri..
Disitulah letaknya perbedaan..
Diantara kita…











Selasa, 24 Desember 2013

Senandung Berkasih

by : Natasia Maiza


Seandainya purnama lesu…
Di indah malam mu…
Langit redup di siang ku..

Seandainya kuntum itu layu di tangkai ku…
Dedaunan itu akan kuncup di ranting mu…
Seandainya pulau mu merapat ke daratan ku..
Hulu mu akan mendekat di muara ku..

Seandainya kau bayu nan duka..
Akulah bukit pasir tempat kau membaringkan lara..
Seandainya aku ombak nan gundah..
Kau adalah beting pasir tempat ku merebah gulana…

Seandainya datang musim gelora…
Dimanakah pula…
Tempat terindah buat bayu dan ombak bermanja…?
Andai saja ada sebuah taman…
Biarlah aku menjadi bangku..
Dan kau..
Adalah serumpun bambu yang tumbuh rendang..
Meneduhi ku..

Andai saja ku punya sebuah danau..
Kaulah perahu mungil..
Berlabuh tenang di tambatan ku..
Dan apakala tiba senja nan jingga..
Lembayung indah itu..
Kita yang akan mewarnakannya…

Senandung Berkasih



diposkan oleh : Yeni MSyofyan
24 Desember 2013

























This poem i'm dedicated for " HIM ".. ( Barangkali Cinta )

By. Dewi Lestari (2007) – *Dikutip dari Novel MADRE

Barangkali cinta
Jika darahku mendesirkan gelombang yang tertangkap oleh darahmu
dan engkau beriak karenanya
Darahku dan darahmu
terkunci dalam nadi yang berbeda
Namun berpadu dalam badai yang sama
Barangkali cinta
Jika napasmu merambatkan api yang menjalar ke paru-paruku
dan aku terbakar karenanya
Napasmu dan napasku
bangkit dari rongga dada yang berbeda
Namun lebur dalam bara yang satu
Barangkali cinta
Jika ujung jemariku mengantar pesan yang menyebar ke seluruh sel kulitmu
dan engkau memahamiku seketika
Kulitmu dan kulitku
membalut dua tubuh yang berbeda
namun berbagi bahasa yang serupa
Barangkali cinta
Jika tatap matamu membuka pintu menuju jiwa
dan aku dapati rumah yang kucari
Matamu dan mataku
tersimpan dalam kelopak yang terpisah
Namun bertemu di jalan setapak yang searah
Barangkali cinta
Karena darahku, napasku, kulitku dan tatap mataku
Kehilangan semua makna dan gunanya
Jika tak ada engkau di seberang sana
Barangkali cinta
Karena darahmu, napasmu, kulitmu dan tatap matamu
kehilangan semua makna dan gunanya
Jika tak ada aku di seberang sini
Pastilah cinta
yang punya cukup daya, hasrat, kelihaian, kecerdasan dan kebijaksanaan
Untuk menghadirkan engkau, aku, ruang, waktu
dan menjembatani semuanya
demi memahami dirinya sendiri
Jika tak ada engkau di seberang sana
Barangkali cinta

24 Desember 2013
Yeni MSyofyan

Senin, 23 Desember 2013

Tak Ada Judul ( Bag. III )

Potongan potongan sajak!!!!

Aku sudah puas mencerca bayangan yang selalu mengikuti kemana langkah kaki ini…
Berusaha meniggalkannya dengan gelap,tapi aku gagal..
Mencoba membuatnya silau dengan ketajaman matahari,, tapi aku gagal..
Lagi dan lagi, terus seperti itu dan aku tetap gagal_
*********************************************************************************_
Aku sudah membiarkannya bebas, terbang bersama ribuan burung,
Senja membuatnya kembali menuntut pagi
Hanya ada aku dan angan menjelang malam
*********************************************************************************_
Berpapasan angin dengan udara_
Saling berbisik dan berbagi kisah
Disela waktu yang belum semestinya,
Awan malah ikut menyimak kisah
Hingga datangkan kelam dan turunkan tangisan langit
Membingungkan, panas itu hujan_
*********************************************************************************_
Pernah berpikir tentang indah yang benar-benar indah?
Atau hanya berkilah tentang kegundahan yang buruk?
Aku bersama kisah telah mulai menyeberangi keindahan itu
Hanya ada dalam mimpi, saat aku mulai terjaga
Dan seketika hilang,
*******************************************************************************_
Ada yang janggal malam ini,
Angin begitu keras menerjang pembalut tulangku
Aku ajak ia berbincang sebelum berlalu
: aku ingin menembus jiwamu, untuk menyisipkan rindunya
: angin, kembalikan semua padanya….
Karena,
Aku akan berlalu sebelum ia kau datang padanya
******************************************************************************_
Ku kembalikan kau pada pelangi, yang pernah datang padaku
Sekedar berbasa-basi
Sewaktu hidupku tak berwarna,,,,,
              Purnama malah ikut merebutmu
Akhirnya ku kembalikan kau pada daun
Yang membuatmu lebih indah menjadi bunga
******************************************************************************_
Aku bukannya sedang diam
Mencoba mengalah pada waktu,
Itu bukan aku
Aku, malah sering mencaci
meski tak terdengar oleh kabut
******************************************************************************_
Malam ayo berantakkan siang
Ia terlalu silau dipandangi bola mataku
Bulan mari kita musnahkan bintang
Ia terlalu banyak menutupi pandanganku
Aku hanya butuh satu,
Sebagai penerang gelapku
Bila habis masanya bulan bermain di sana
********************************************************************************_
Lepaskan yang telah lepas
Tak perlu tenaga menariknya lagi
Jarimu yang akan putus
Di tetap akan liar bersama kawanannya
*********************************************************************************_
Ku kumpulkan rinai
Sebelum rumput dihalaman ku basah
Ada badai yang ikut membantu
Sebagai sebuah balas
Ketika aku membunuh dingin
*******************************************************************************_
Dia bergegas mengejar asa
Dan ia meninggalkan arlojinya
Tapi waktu ku terlalu banyak
Sekedar merindu
Dari rindu yang tak semestinya
 

*********************************************************************************_
Semua tak seperti apa yang telah terucap…..SEJUJURNYA ,.
_Hanya ada kasih yang belum ku usaikan denganmu, karena aku pun tak inginkan semua itu usai…hanya ada sayang yang terlepas meski telah ku pegang erat_
Sejauh gontai yang ku lalui, percayalah......aku masih cinta!!!!




23 Desember 2013
Yeni MSyofyan

Kamis, 11 Juli 2013

dandelion

bukankah dandelion ini indah kala bersatu?
namun mereka bukanlah sang penentu
angin akan membuyarkan mereka satu-satu


Dalam rapuh, ia tetap percaya bahwa kelak sebuah kehidupan yang berseri akan menghampirinya. Ada kalanya jalanan itu berkelok dan berlubang. Ada kalanya jalanan itu menanjak dan berbatu. Ada kalanya badai menghadirkan kegelapan dan hujan mengkoyak koyakan harapan. Ia tetap kuat dan tegar.


Dalam lelah, ia tetap percaya bahwa kelak janji yang sempat ia tuliskan pada batang batang pohon yang ternyata telah tumbang pun akhirnya akan menjelma dalam kenyataan. Sungguh seutuhnya  ia percaya pada firman Tuhan yang selalu ia aminkan. Ia terus saja bertahan dalam doa.

Dalam sepi, ia tetap saja menari nari mengikuti arah mata angin. Ia pasrah pada sebuah janji mengatasnamakan sebuah kepasrahannya pada alam. Karena itu ia tetap bahagia sekalipun kesunyian mengurungnya dalam keterasingan. Ia tetap tersenyum pada dunia yang telah beratus ratus kali meludahinya.

Karena ia percaya, bahwa kelak angin akan menuntunnya menemukan dunia baru yang lebih indah, penuh dengan bunga bunga dan aliran aliran sungai susu dan buah buah serta bidadari bidadari keabadian. Pada surga lah ia menuju dan berpasrah pada pangkuan pemilik hatinya.

Ia memang rapuh tapi ia mampu melawan arus. Siapa yang tak kuasa untuk memetik dan memilikinya?? Barangkali disini, “aku akan menjelma menjadi bidadari di surga NYA jika aku tak bisa menjadi Dandelion itu”

This poem i'm dedicated for " HIM "..
My Sunshine..
My inspiration..

We can share F0REVER,,
And Maybe someday the Sky will be coloured with our L0VE..
Amin..



by : Yeni MSyofyan


Senin, 22 April 2013

Syair Jalaluddin Rumi


Jalaludin Rumi atau nama lengkapnya Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri adalah sang pujangga dari tanah Persia. Selain penyair dia juga tokoh sufi yang berpengaruh di zamannya dia lahir pada 30 September 1207 Masehi di Balkh sebuah kota kecil di kota Khurasan, Afghanistan dan meninggal pada 17 Desember 1273 Masehi di Konya (Turki).



Jalaluddin Rumi, ia mengekspresikannya tulisannya dalam bahasa cinta yang syarat makna. Melalui puisi-puisinya Rumi menyampaikan bahwa pemahaman atas dunia hanya mungkin didapat lewat cinta, bukan semata-mata lewat kerja fisik. Dalam puisinya Rumi juga menyampaikan bahwa Tuhan, sebagai satu-satunya tujuan, tidak ada yang menyamai.

Berikut kumpulan puisi atau syair Jalaludin Rumi tentang Cinta :
KERANA CINTA
Kerana cinta duri menjadi mawar
kerana cinta cuka menjelma anggur segar
Kerana cinta keuntungan menjadi mahkota penawar
Kerana cinta kemalangan menjelma keberuntungan
Kerana cinta rumah penjara tampak bagaikan kedai mawar
Kerana cinta tompokan debu kelihatan seperti taman
Kerana cinta api yang berkobar-kobar
Jadi cahaya yang menyenangkan
Kerana cinta syaitan berubah menjadi bidadari
Kerana cinta batu yang keras
menjadi lembut bagaikan mentega
Kerana cinta duka menjadi riang gembira
Kerana cinta hantu berubah menjadi malaikat
Kerana cinta singa tak menakutkan seperti tikus
Kerana cinta sakit jadi sihat
Kerana cinta amarah berubah
menjadi keramah-ramahan
 
KEARIFAN CINTA
CINTA yang dibangkitkan
oleh khayalan yang salah
dan tidak pada tempatnya
bisa saja menghantarkannya
pada keadaan ekstasi.
Namun kenikmatan itu,
jelas tidak seperti bercinta dengan kekasih sebenarnya
kekasih yang sedar akan hadirnya seseorang
 
CINTA
“Dia adalah, orang yang tidak mempunyai ketiadaan,
Saya mencintainya dan Saya mengaguminya,
Saya memilih jalannya dan Saya memalingkan muka ke jalannya.
Setiap orang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya,
Kekasih yang abadi. Dia adalah orang yang Saya cintai,
Dia begitu indah, oh dia adalah yang paling sempurna.
Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta
yang tidak pernah sekarat. Dia adalah dia dan
dia dan mereka adalah dia.Ini adalah sebuah rahasia
Jika kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya.
 
CINTA : LAUTAN TAK BERTEPI
Cinta adalah lautan tak bertepi
langit hanyalah serpihan buih belaka.
Ketahuilah langit berputar karena gelombang Cinta
Andai tak ada Cinta, Dunia akan membeku.
Bila bukan karena Cinta,
Bagaimana sesuatu yang organik berubah menjadi tumbuhan?
Bagaimana tumbuhan akan mengorbankan diri demi memperoleh ruh (hewani)?
Bagaimana ruh (hewani) akan mengorbankan diri demi nafas (Ruh) yang menghamili Maryam?
Semua itu akan menjadi beku dan kaku bagai salju
Tidak dapat terbang serta mencari padang ilalang bagai belalang.
Setiap atom jatuh cinta pada Yang Maha Sempurna
Dan naik ke atas laksana tunas.
Cita-cita mereka yang tak terdengar, sesungguhnya, adalah
lagu pujian Keagungan pada Tuhan.
 
PERIH CINTA
Perih Cinta inilah yang membuka tabir hasrat pencinta:
Tiada penyakit yang dapat menyamai dukacita hati ini.
Cinta adalah sebuah penyakit karena berpisah, isyarat
Dan astrolabium rahasia-rahasia Ilahi.
Apakah dari jamur langit ataupun jamur bumi,
Cintalah yang membimbing kita ke Sana pada akhirnya.
Akal ’kan sia-sia bahkan menggelepar ’tuk menerangkan Cinta,
Bagai keledai dalam lumpur: Cinta adalah sang penerang Cinta itu sendiri.
Bukankah matahari yang menyatakan dirinya matahari?
Perhatikanlah ia! Seluruh bukit yang kau cari ada di sana.
 
PERNYATAAN CINTA
Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata,
Kusimpan kasih-Mu dalam dada.
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,
Segera saja bagai duri bakarlah aku.
Meskipun aku diam tenang bagai ikan,
Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan
Kau yang telah menutup rapat bibirku,
Tariklah misaiku ke dekat-Mu.
Apakah maksud-Mu?
Mana kutahu?
Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
Kukunyah lagi mamahan kepedihan mengenangmu,
Bagai unta memahah biak makanannya,
Dan bagai unta yang geram mulutku berbusa.
Meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara,
Di hadirat Kasih aku jelas dan nyata.
Aku bagai benih di bawah tanah,
Aku menanti tanda musim semi.
Hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi,
Dan tanpa kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi.
 
TANPA CINTA, SEGALANYA TAK BERNILAI
Jika engkau bukan seorang pencinta,
maka jangan pandang hidupmu adalah hidup
Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan
dihitung Pada Hari Perhitungan nanti
Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta,
akan menjelma menjadi wajah yang memalukan dihadapanNya.
Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit
dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari
Mereka merupakan bintang-bintang di langit
agama yang dikirim dari langit ke bumi
Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah
dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.
Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting
dalam zikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan
Lihatlah pepohonan ini ! Semuanya gembira
bagaikan sekumpulan kebahagiaan
Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kepedihan ?
Sang lili berbisik pada kuncup : “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau telah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.”
Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati
adalah melalui Kerendahan Hati.
Hingga dia akan sampai pada jawaban “YA” dalam pertanyaan :
“Bukankah Aku ini Rabbmu ?”

Selain itu Rumi juga menuliskan syair-syair indah lainnya.
PUASA MEMBAKAR HIJAB
Rasa manis yang tersembunyi,
Ditemukan di dalam perut yang kosong ini!
Ketika perut kecapi telah terisi,
ia tidak dapat berdendang,
Baik dengan nada rendah ataupun tinggi.
Jika otak dan perutmu terbakar karena puasa,
Api mereka akan terus mengeluarkan ratapan dari dalam dadamu.
Melalui api itu, setiap waktu kau akan membakar seratus hijab.
Dan kau akan mendaki seribu derajat di atas jalan serta dalam hasratmu.
 
DIA TIDAK DI TEMPAT LAIN
Salib dan ummat Kristen, ujung ke ujung, sudah kuuji.
Dia tidak di Salib.
Aku pergi ke kuil Hindu, ke pagoda kuno.
Tidak ada tanda apa pun di dalamnya.
Menuju ke pegunungan Herat aku melangkah,
dan ke Kandahar Aku memandang.
Dia tidak di dataran tinggi
maupun dataran rendah. Dengan tegas,
aku pergi ke puncak gunung Kaf (yang menakjubkan).
Di sana cuma ada tempat tinggal
(legenda) burung Anqa.
Aku pergi ke Ka’bah di Mekkah.
Dia tidak ada di sana.
Aku menanyakannya kepada Avicenna (lbnu Sina) sang filosuf
Dia ada di luar jangkauan Avicenna …
Aku melihat ke dalam hatiku sendiri.
Di situlah, tempatnya, aku melihat dirinya.
Dia tidak di tempat lain.
 
DISEBABKAN RIDHO-NYA
Jika saja bukan karena keridhaan-Mu,
Apa yang dapat dilakukan oleh manusia yang seperti debu ini
dengan Cinta-Mu?
 
LETAK KEBENARAN
Kebenaran sepenuhnya bersemayam di dalam hakekat,
Tapi orang dungu mencarinya di dalam kenampakan.
 
KAU DAN AKU
Nikmati waktu selagi kita duduk di punjung,
Kau dan Aku;
Dalam dua bentuk dan dua wajah — dengan satu jiwa,
Kau dan Aku.
Warna-warni taman dan nyanyian burung memberi obat keabadian
Seketika kita menuju ke kebun buah-buahan, Kau dan Aku.
Bintang-bintang Surga keluar memandang kita –
Kita akan menunjukkan Bulan pada mereka, Kau dan Aku.
Kau dan Aku, dengan tiada ‘Kau’ atau ‘Aku’,
akan menjadi satu melalui rasa kita;
Bahagia, aman dari omong-kosong, Kau dan Aku.
Burung nuri yang ceria dari surga akan iri pada kita –
Ketika kita akan tertawa sedemikian rupa; Kau dan Aku.
Ini aneh, bahwa Kau dan Aku, di sudut sini …
Keduanya dalam satu nafas di Iraq, dan di Khurasan –
Kau dan Aku.
 
RAHASIA YANG TAK TERUNGKAP
Apapun yang kau dengar dan katakan (tentang Cinta),
Itu semua hanyalah kulit.
Sebab, inti dari Cinta adalah sebuah
rahasia yang tak terungkapkan.
 
PERNYATAAN CINTA
Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata,
Kusimpan kasih-Mu dalam dada.
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,
Segera saja bagai duri bakarlah aku.
Meskipun aku diam tenang bagai ikan,
Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan
Kau yang telah menutup rapat bibirku,
Tariklah misaiku ke dekat-Mu.
Apakah maksud-Mu?
Mana kutahu?
Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
Kukunyah lagi mamahan kepedihan mengenangmu,
Bagai unta memahah biak makanannya,
Dan bagai unta yang geram mulutku berbusa.
Meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara,
Di hadirat Kasih aku jelas dan nyata.
Aku bagai benih di bawah tanah,
Aku menanti tanda musim semi.
Hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi,
Dan tanpa kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi.
 
HATI BERSIH MELIHAT TUHAN
Setiap orang melihat Yang Tak Terlihat
dalam persemayaman hatinya.
Dan penglihatan itu bergantung pada seberapakah
ia menggosok hati tersebut.
Bagi siapa yang menggosoknya hingga kilap,
maka bentuk-bentuk Yang Tak Terlihat
semakin nyata baginya.

KEMBALI PADA TUHAN
Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.Begitulah caranya!
Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepadaNya!Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,
maka tetaplah persembahkan doamu
yang kering, munafik dan tanpa keyakinan;
kerana Tuhan, dengan rahmatNya
akan tetap menerima mata wang palsumu!Jika engkau masih mempunyai
seratus keraguan mengenai Tuhan,
maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja.Begitulah caranya!Wahai pejalan!
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,
ayuhlah datang, dan datanglah lagi!Kerana Tuhan telah berfirman:
“Ketika engkau melambung ke angkasa
ataupun terpuruk ke dalam jurang,
ingatlah kepadaKu, kerana Akulah jalan itu.”
 
KESUCIAN HATI
Di manapun, jalan untuk mencapai kesucian hati
ialah melalui kerendahan hati.
Maka dia akan sampai pada jawaban “Ya” dalam pertanyaan
Bukankah Aku Tuhanmu?
 
MENYATU DALAM CINTA
Berpisah dari Layla, Majnun jatuh sakit. Badan semakin lemah, sementara suhu badan semakin tinggi.Para tabib menyarankan bedah, “Sebagian darah dia harus dikeluarkan, sehinggu suhu badan menurun.”Majnun menolak, “Jangan, jangan melakukan bedah terhadap saya.”Para tabib pun bingung, “Kamu takut? padahal selama ini kamu masuk-keluar hutan seorang diri. Tidak takut menjadi mangsa macan, tuyul atau binatang buas lainnya. Lalu kenapa takut sama pisau bedah?”“Tidak, bukan pisau bedah itu yang kutakuti,” jawab Majnun.“Lalu, apa yang kau takuti?”“Jangan-jangan pisau bedah itu menyakiti Layla.”“Menyakiti Layla? Mana bisa? Yangn dibedah badanmu.”“Justru itu. Layla berada di dalam setiap bagian tubuhku. Mereka yang berjiwa cerah tak akan melihat perbedaan antara aku dan Layla.”
 
MEMAHAMI MAKNA
Seperti bentuk dalam sebuah cermin, kuikuti Wajah itu.
Tuhan menampakkan dan menyembunyikan sifat-sifat-Nya.
Tatkala Tuhan tertawa, maka akupun tertawa.
Dan manakala Tuhan gelisah, maka gelisahlah aku.
Maka katakana tentang Diri-Mu, ya Tuhan.
Agar segala makna terpahami, sebab mutiara-mutiara
makna yang telah aku rentangkan di atas kalung pembicaraan
berasal dari Lautan-Mu.
 
TUHAN HADIR DALAM TIAP GERAK
Tuhan berada dimana-mana.
Ia juga hadir dalam tiap gerak.
Namun Tuhan tidak bisa ditunjuk dengan ini dan itu.
Sebab wajah-Nya terpantul dalam keseluruhan ruang.
Walaupun sebenarnya Tuhan itu mengatasi ruang.
 
AKU ADALAH KEHIDUPAN KEKASIHKU
Apa yang dapat aku lakukan, wahai umat Muslim?
Aku tidak mengetahui diriku sendiri.
Aku bukan Kristen, bukan Yahudi,
bukan Majusi, bukan Islam.
Bukan dari Timur, maupun Barat.
Bukan dari darat, maupun laut.
Bukan dari Sumber Alam,
Bukan dari surga yang berputar,
Bukan dari bumi, air, udara, maupun api;
Bukan dari singgasana, penjara, eksistensi, maupun makhluk;
Bukan dari India, Cina, Bulgaria, Saqseen;
Bukan dari kerajaan Iraq, maupun Khurasan;
Bukan dari dunia kini atau akan datang:
surga atau neraka;
Bukan dari Adam, Hawa,
taman Surgawi atau Firdaus;
Tempatku tidak bertempat,
jejakku tidak berjejak.
Baik raga maupun jiwaku: semuanya
adalah kehidupan Kekasihku …
 
LIHATLAH YANG TERDALAM
Jangan kau seperti iblis,
Hanya melihat air dan lumpur ketika memandang Adam.
Lihatlah di balik lumpur,
Beratus-ratus ribu taman yang indah!
 
KETERASINGAN DI DUNIA
Mengapa hati begitu terasing dalam dua dunia?
Itu disebabkan Tuhan Yang Tanpa Ruang,
Kita lemparkan menjadi terbatasi ruang.
 
RUMAH
Jika sepuluh orang ingin memasuki sebuah rumah,
dan hanya sembilan yang menemukan jalan masuk,
yang kesepuluh mestinya tidak mengatakan, “Ini sudah takdir Tuhan.”
Ia seharusnya mencari tahu apa kekurangannya.

DEBU DI ATAS CERMIN
Hidup/jiwa seperti cermin bening; tubuh adalah debu di atasnya.
Kecantikan kita tidak terasa, karena kita berada di bawah debu.

UPAYA
Ikat dua burung bersama.
Mereka tidak akan dapat terbang,
kendati mereka tahu memiliki empat sayap.

BURUNG HANTU
Hanya burung bersuara merdu yang dikurung.
Burung hantu tidak dimasukkan sangkar

DUA ALANG-ALANG
Dua alang-alang minum dari satu sungai.
Satunya palsu, lainnya tebu.

KERJA
Kerja bukan seperti yang dipikirkan orang.
Bukan sekadar sesuatu yang
jika sedang berlangsung, kau
dapat melihatnya dari luar.
Seberapa lama kita, di Bumi-dunia,
seperti anak-anak
Memenuhi lintasan kita dengan debu dan batu dan serpihan-serpihan?
Mari kita tinggalkan dunia
dan terbang ke surga,
Mari kita tinggalkan kekanak-kanakan
dan menuju ke kelompok Manusia.

BURUNG HANTU dan ELANG RAJA
Seekor elang kerajaan hinggap di dinding reruntuhan yang dihuni burung hantu.
Burung-burung hantu menakutkannya, si elang berkata, “Bagi kalian tempat ini mungkin tampak makmur, tetapi tempatku ada di pergelangan tangan raja.”
Beberapa burung hantu berteriak kepada temannya, “Jangan percaya kepadanya!
Ia menggunakan tipu muslihat untuk mencuri rumah kita.”
By : Jalaluddin Rumi