Senin, 22 April 2013

Kata Bijak Mahatma Gandhi


“Manusia harus memilih salah satu di antara dua jalan, menanjak atau menurun. Tetapi karena ia mempunyai sifat brutal dalam dirinya, dengan mudah ia akan memilih jalan menurun daripada jalan menanjak, terutama ketika jalan menurun dihadirkan dalam pakaian yang indah. Manusia mudah menyerah ketika dosa dihadirkan dalam pakaian kebajikan”

“Pendidikan membaca dan menulis harus mengikuti pendidikan tangan, salah satu pemberian yang secara nyata membedakan manusia dan binatang. Adalah takhayul berpikir bahwa pembangunan manusia terlengkap mustahil dilakukan tanpa pengetahuan seni membaca dan menulis. Pengetahuan itu tidak diragukan lagi menambah keanggunan pada kehidupan, tetapi tidak mutlak dibutuhkan bagi moral, fisik atau pertumbuhan jasmani seseorang”

“Bila saya berkotbah menentang kehidupan semu kesenangansensual modern, dan menyuruh laki – laki dan perempuan kembali kepada kehidupan sederhana yang dilambangkan dengan ‘chakra’ ,saya melakukannya karena saya tahu bahwa tanpa kembali kepada kesederhanaan, tak terhindarkan kita akan menurun ke tingkat yang lebih rendah daripada kebrutalan”

“Aturan emas yaitu dengan tegas menolak memiliki apa yang tidak bisa dimiliki jutaan orang lain. Kemampuan untuk menolak ini tidak akan kita miliki begitu saja. Hal yang pertama adalah kita miliki begitu saja. Hal yang pertama adalah memupuk sikap mental untuk tidak menginginkan hak milik atau fasilitas yang tidak dimiliki oleh jutaan orang, dan hal berikutnya adalah menata kembali kehidupan kita sesegera mungkin sesuai dengan mental itu”

“Jangan silau oleh kemewahan yang datang dari Barat. Jangan tercerabut dari akarmu oleh pertunjukan sementara ini. Sang Bijaksana telah mengatakan kepadamu dalam kata – kata yang tak terlupakan bahwa rentang waktu yang singkat ini merupakan bayangan berkelebat, sesuatu yang cepat berlalu, dan jika kamu menyadari kehampaan dari yang tampak di matamu, kehampaan benda yang kita lihat di depan mata berubah, maka sebaliknya akan ada harta berharga untukmu di alam baka, dan kedamaian bagimu dan kebahagian sempurna bagi kita”

“Dia yang menyerah akan jatuh. Dia yang melepaskan diri dari semata – mata penghargaan akan naik. Tetapi tidak mementingkan diri sendiri bukan berarti bersikap acuh tak acuh terhadap hasil akhir. Dalam mempertimbangkan setiap tindakan orang harus mengetahui hasil akhir yang diharapkan, di samping itu juga mempertimbangkan caranya dan kesanggupan mencapai hasil tersebut. Dengan demikian dia, yang diperlengkapi, yang tidak memiliki hasrat akan hasil akhir, dan juga asyik sepenuhnya dengan pemenuhan tugas yang diberikan kepadanya bisa dikatakan meninggalkan buah – buah tindakannnya”

“Meskipun tanpa memenuhi seluruh hukum pengorbanan, yaitu hukum keberadaan kita, kita bekerja untuk memenuhi kebutuhan pokok kita, tetapi kita harus terus melangkah menuju keadaan ideal. Jika kita berbuat seperti itu, keinginan kita akan diminimalisir, makanan kita akan menjadi sederhana. Maka seharusnya kita makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan. Biarlah orang yang meragukan ketepatan anjuran ini bekerja keras demi makanan. Ia akan memperoleh kenikmatan terbesar dar hasil kerjanya, meningkatkan imannya, dan menemukan banyak hal yang ia peroleh adalah berlebihan”

“Kamu akan melindungi kehormatan istrimu dan bukan menjadi tuannya, melainkan sahabat sejatinya. Kamu akan merangkul badan dan jiwanya dengan suci seperti saya percaya bahwa ia akan merangkul badan dan jiwamu sama sucinya. Pada akhirnya kamu harus menjalani kehidupan yang melelahkan dan kesederhanaan serta pengekangan diri. Jangan biarkan salah satu dari kalian menganggap yang lainnya sebagai objek nafsu kalian”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar