Minggu, 27 November 2011

Perahu itu, Aku!

Bila kau seumpama laut dan hujan, kisah ini merelasikan ombak dan hujan.
Ombak itu pelukan , hujan itu deras bisikan, dan gemuruh adalah dentuman cinta yg tk henti menghentakkan dada, menghujamkan air mata ke penjuru semesta. Menjelma kepak-kepak camar yg menjaga samudera. Perahu itu aku.

Ditengah laut, debur jantungmu melantunkan ombak. Jemarimu menggulung rindu. Diujung kelambu, bermanja menghelai lembar demi lembar rambutmu, seakan tak sabar menyentuh pantai. Pasir adalah kanvas perjalananku, tempat setiap jejak kucetak dg sajak, jejak yg kau himpun dilengan ombak : memelukku. Pantai itu aku..selalu merapat disisimu.


Dari palung hatiku.Maaf,
Jika kita tak berakhir sebagaimana mestinya.

Hatiku sebuah balada...

kenangan itu terlalu kuat terpahat menyiksa di setiap langkahku
kenangan itu terlalu manis tuk dilupakan bagai hamburan sejuta asaku
kenangan itu terlalu pahit tuk dikenang dan membayangkan wajahmu adalah siksa dan sia2.................

 

Sabtu, 26 November 2011

Sesal.......

Ketika aku melepas cintanya,  dalam terluka hatinya.....
Disini aku gundah gulana berharap untuk termaafkan.... 
Segala karma yang akan datang menemuiku. 
Dimanapun aku pijakkan tapak kaki ini . 
Cinta alamiku untuknya tak akan terbunuhkan.....

Jumat, 25 November 2011

Halimun, Hujan dan Aku..

Halimun; rindu itu adalah candu nikotin
Begitu berbahaya tapi sulit sekali hidup tanpa merindukanmu
Sayangnya
serupa asap, begitu pula kabut
Mungkin seperti itulah di mataku

Hujan; kenapa datang kembali saat kemarau?
Hingga lembaran penuh debu itu terbuka kembali
tanpa mau tahu jika rerintikmu
telah menghapus tinta demi tinta
dalam lembaran itu..

Kamis, 24 November 2011

Ayat hujan..

  • Ayat Hujan

    "Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman."(QS. 6:99)

Aku masih disini....

Pikiranku pergi jauh melayang…
Ke tempat-tempat indah di negeri ini…
.
Berkelana…
Menikmati udara sejuk pegunungan…
Melihat indahnya senja…
dari pinggir pantai…
pulau pulau Indonesia…
.
Bebas…
Pergi kemanapun aku mau…
.
Sayang, ragaku masih disini…
Terkungkung di sebuah kota, yang tak begitu penuh hiruk pikuk dan dinamika,
Pariaman, kota kelahiranku…

Rabu, 23 November 2011

Ceracau : Aku dan Kamu..

Kita tak akan pernah bisa menyepuh ulang segala impian, dan kenangan yang meranggas
perlahan di ringkih hati
lalu menyemai harap, segalanya akan kembali seperti semula
“Karena apa yang tertinggal,” katamu,”seperti sisa jejak kaki
di bibir pantai yang lenyap terhapus hempasan ombak”
Kita hanya akan bisa bersenandung merepih pilu
Dan membuat segenap angan terbang liar mencabik cakrawala
seraya menyimpan segala asa dan rindu
pada diam,
pada keheningan
pada lagu lama yang kita lantunkan
dan bergema lirih hingga ke sudut sepi sanubari
“Karena apa yang kini ada”, ucapmu lagi,”Adalah tempat dimana
angin segala musim bertiup dan arus semua sungai bermuara yang kerap
membuat kita gamang pada pilihan : meniti samar masa depan ataukah
menggenggam nostalgia dan ikut karam bersamanya”

Senin, 21 November 2011

Tiada

Kesaksian luka itu
sudah lama kita kemas
dalam senyap hati
juga pada mendung langit
yang kian ranum menurunkan gerimis
kita menyimpan rasa itu rapat-rapat
sembari menatap nanar
senja turun perlahan di ufuk
menghayati setiap jejak merah saga yang ditinggalkannya
bagai menyaksikan semua impian kita
yang luruh perlahan oleh derap waktu
serta tetes rindu yang menghias disisinya
seumpama ornamen lusuh, meleleh dalam diam
“Kita tengah bercakap tentang cinta, pada tiada,” katamu lesu
dan desir angin membawa tinggi ucapmu
bersama pekik camar yang terbang limbung
ke selarik pelangi di batas cakrawala
Aku termangu dan memandang hitam bola matamu
dimana ada lelah dan kegetiran disana
dimana genangan kenangan kita
larut pada sajak yang kupahat
dalam pilu tak terungkapkan
 



Senja yang jatuh di pelupuk matamu, kekasih
adalah sebait lagu melankolis yang mengalun pilu
pada barisan waktu, 
dan seketika luruh 
lalu menjelma laksana pusara beku
dari helai-helai rindu 
yang terserak hambar sepanjang jalan
“Kesendirian yang menyesakkan,” gumammu gusar.
Dan setangkup asa yang telah kau simpan diam-diam dalam hati
seperti berpendar lembut, juga sia-sia,
menerangi gelap malam serta kelam matamu.
“Pada akhirnya, saat semuanya usai, 
cahaya di ujung lorong akan meredup perlahan, 
lalu lenyap bersama harap”, katamu getir
Dan sebuah cinta yang menjauh akan membuatmu
tersentak sadar 
pada luka kehilangan dan impian yang kandas
di batas cakrawala, 
dan hening tak bertepi


 
by : Daeng Battala

Minggu, 20 November 2011

Tak ada judul

Pertama kalinya aku hadir di dunia ini…
Aku tak mengerti apa-apa..
Lemah, dan sungguh rentan..
Tak ada impian dan harapan..
Menitipkan jiwa raga pada dua insan…
Rengekan tangisku menginginkan sesuatu..
Terkadang mereka tak mengerti apa yang kuhendaki..
Dengan hangat mereka menjagaku..
Dengan sejuta impian mereka, kelak aku mampu membanggakan mereka..
Perlahan aku mulai mengerti..
Bahasa mereka, kelakuan mereka,..
Entah saat mereka mendengar aku berkata “mama.. papa” yg mereka ajarkan padaku
Ada kebahagian tersendiri disana..
Dipegangnya tanganku, dan mencoba berdiri..
Dari merangkak, aku mulai terbiasa menggunakan kedua kakiku..
Dan perlahan pula aku mampu berjalan seperti mereka..
Aku berjalan dan berlari mendapatinya..
Seumur biji kacang tanah..
Aku mulai mengerti..
Aku berada dimana, dan siapa mereka..
Entah jika tak ada mereka, aku seperti apa..
Diberinya aku sebuah pemikiran baru..
Diajarkannya aku ada impian yang harus dituju..
Dimasukinya pikiranku akan hal-hal yang baru..
Waktu itu aku menjawab “ingin seperti dia” (sambil menunjuk kartun televisi)
Perlahan aku cukup besar..
Kini impian nyata itu ada..
Dan dalam meraih impian itu, aku harus melanjutkan perjalanan yang panjang..
Perjalanan yang harus aku ketahui, bahwa pengetahuan yang tak ada batasnya..
Hari berlalu demikian cepatnya..
Aku mendapati diriku..
Dengan raga yang dewasa,,
Aku mulai merasakan, mengartikan sebuah cinta…
Cinta pertama..
Membuatku mengerti kertas dan pena..
Menuliskan sebuah bait kata yang indah..
Yang menjelma sebuah gambaran diri, pria yang kupuja..
Cinta pertama..
Membuat tanganku, memelodykan syair..
Menjadikannya sebuah lagu yang merdu dan indah..
Cakrawala senja pun menjadi temanku satu-satunya..
Perlahan,..
Ada benci, ada pertengkaran, ada perselisihan..
Yang membuatku kehilangan akal sehatku..
Aku membutuhkan seseorang untuk bicara..
Tuhan nampak dekat sekali denganku..
Aku bicara dengan Dia dalam hening doa..
Tentang sejuta impian dan jawaban setiap pertanyaan..
Dijawabnya dengan lantang dan misteri,..
Datang seseorang..
Dia hadir saat aku putus asa..
Dia menopangku saat aku terjatuh..
Namun itu bukan cinta, tetapi itu dinamakan persahabatan…
Persahabatan..
Ibarat satu pohon yang hidup di tengah padang gurun, peluh dan sesak..
Mendabakan hujan, namun hujan tak akan pernah hadir..
Angin datang dengan kesejukan alami, menghapus keringat sang pohon..
Persahabatan..
Ibarat kertas yang bertuliskan kepercayaan, ketulusan dan pengorbanan..
Jika kertas terbakar, tersobek, dan basah..
Maka semuanya sirna, bahkan bisa lebih buruk, membakar yang lainnya..
Ya, kembali aku mendapati diriku..
Mempelajari apa yang terjadi..
Cinta itu adalah sebuah kehidupan..
Ada denyut, bernafas, berfikir, mendengar, melihat, dan merasakan..
Cinta itu adalah perasaan dan logika yang bersatu..
Ada kesabaran, ketulusan, kepercayaan,
Tak pernah menghitung kesalahan dan slalu memaafkan..
Dan besarnya cinta, kau akan tahu saat akan kehilangan..
Ibarat cawan anggur..
Yang disetiap tetesannya mampu menghidupkan semua yang telah mati..
Yang disetiap tenggukannya mampu mengenyangkan perutmu, dan tak pernah lapar lagi..
Yang disetiap aromanya mampu mengubah semua yang buruk menjadi lebih baik..
Ada sebuah pelajaran tersendiri..
Saat aku harus kehilangan..
Itu yang dinamakan keikhlasan..
Sulit sesulit mencengkeram bintang di langit..
Keikhlasan bukan hanya melepaskan sesuatu..
Melainkan penuh pengorbanan, dan tulus..
Menghempaskan impian ke tanah, dan bermimpi kembali..
Aku harus melakukan itu untuk yang terbaik..
Namun sesuatu yang terbaik bukan berarti sesuatu yang sempurna..
Namun sesuatu yang terbaik bukan berarti sesuati yang seperti impian kita..
Sesuatu yang terbaik adalah jawaban suci dari Tuhan..
Adalah sebuah titik dan sebuah takdir..
Kembali aku mendapati diriku sendiri..
Setelah semua yang telah terjadi..
Aku lahir, belajar, bermimpi, bercinta dan bersahabat..
Aku sakit, bahagia, tertawa, menangis..
Selayaknya hidup itu indah..
Tuhan menjawab setiap pertanyaan kita.
Tak selalu seperti yang kita impikan, melainkan yang terbaik..
Doa dan berjuang adalah sebuah pondasi, karena keyakinan adalah awal dari sebuah perjuangan..
Jika memiliki impian, pegang dan jangan pernah lepaskan..
Tak cukup puas dengan hanya merasakan pasir pantai di kakimu..
Kau harus mampu mendengar ombaknya, merasakan hangat Cakrawala senja..
Melihat burung laut yang bersautan, dan buih putih di batasan pantai..
Dan jika impian itu harus sirna..
Ada yang sulit, namun kau harus lakukan..
Untuk yang terbaik..
Keikhlasan..
Hingga suatu saat kau akan mengatakan pada dirimu..
“aku sungguh Bahagia.. Syukur pada Tuhan..”


Hidup dan Makna

Hidup,
Sebuah kata yang memikat pendengaran
Kata yang meyakinkan setiap orang bahwa ada nafas disana
Kata yang meyakinkan setiap orang bahwa ada keinginan jauh dari kematian dan kondisi statis
Kata yang mensimbolkan pergerakan anatomi dan geliat nafsu keduniaan yang gegap gempita penuh gemerlap
Bahwa kata tersebut adalah tumbuhnya benih dari keringat petani yang menanam
Bahwa seekor elang pulang kesarang pada anaknya dengan ikan diparuhnya
Bahwa benih ikan dari induk yang pergi tumbuh menjadi ikan yang besar
Hidup,
Sebuah rotasi,fluktuasi,gelombang konsonan naik dengan parabola turun
Untuk itu kita diciptakan agar BIJAKSANA
Melihat sesuatu dari empat sudut pandang
Merasakan sesuatu seolah kita pemain peran
Melakukan sesuatu dengan analisa pertimbangan sebab akibat
Bahwa kita adalah ABDI TUHAN
Tidak diciptakan kita SELAIN SUJUD padaNYA
Mensyukuri butir demi butir padi masuk ketenggorokan kita,
Mensyukuri nafas terhembus dan terhisap pada hidung dan paru paru kita
Mensyukuri jejak demi jejak yang menjadi bingkai hidup kita
Mensyukuri gelak tawa dan tangisan setiap waktu yang kita lewati, detik,menit dan jam
Mensyukuri lahirnya anak anak kita yang kemudian tumbuh besar
Mensyukuri bahwa cacat dan normal adalah keseimbangan
Mensyukuri bahwa kaya dan miskin adalah baut dari ulir rotasi dimana kita berpijak
Berfikir bahwa alam adalah media hidup itu sendiri dan berusaha menjaganya
Hidup,
Bahwa disana ada khilaf,alpa dan lupa seimbang dengan ingat,disiplin dan integritas
Memaafkan, untuk sebuah khilaf maka kita belajar menjadi dewasa atas diri kita sendiri
Mensyukuri tentang banyak hal maka kita belajar memahami keinginan TUHAN
Bahwa DIA selalu ingin Makhluknya BAIK bahwa DIA selalu ingin makhluknya selamat
Tidak menangis tentang sebuah kematian maka kita belajar menghadapi MATI itu sendiri
Tidak tertawa dalam kesenangan maka kita belajar untuk siap dalam tangisan
Mematri keinginan agar tidak tergesa berarti kita belajar untuk lebih tepat menganalisa
Juga menjaga agar tidak terlampau lambat berarti kita belajar menjaga dari lalai terhadap waktu
Lalu apakah HIDUP?
Hidup adalah menjaga integritas mahluk yang fana tiada abadi.
Menjaga eksistensi bahwa kita hanyalah HAMBA
Menjaga tiada kultus antara sesama dan PATRON penyekutuan TUHAN!
Menjaga CINTA TUHAN pada kita dengan SUJUD
Bahwa kita tiada diciptakan dengan SUMPAH bahwa kita harus menghamba dengan menyembahNYA
Maka disanalah Bijaksana, kekayaan hakiki, kemurnian moral dan budi pekerti, kepekaan terhadap saudara
Dan jujur bahwa kita bukan siapa siapa dan tidak punya apa apa.
Bahwa sekarang adalah titipan yang akan diambil kemudian tanpa aba aba dan nyala sirene tanda bahaya
Bahwa Hidup adalah persekian DETIK
Setelah semuanya kita pahami dan resapi dalam relung terdalam dikalbu yang murni maka,,,,
ITULAH EKSISTENSI DEWASA SEBAGAI HAMBA
BAHWA KITA TERLAHIR TELANJANG DAN MEMALUKAN DAN TIADA PUNYA APA APA BAHKAN SEHELAI BENANGPUN!
KARENA SEMUA YANG ADA SEKARANG HANYA TITIPAN TUHAN YANG AKAN DIAMBIL KEMUDIAN, TERMASUK NAFAS KITA SEKARANG!


Purwakarta
Ferdian Munadi Rachman
Anak Manusia yang dititipi HIDUP

Sabtu, 19 November 2011

Ini menurutku.......

Kecewa dalam hidup dengan berbagai penolakan dan itu menciptakan rekor tertinggi dlm kegagalan...memang menyedihkan. Rasanya seperti dihantam oleh tumpukan batu bata..wow. Tapi itu adalah proses..setidaknya menurutku...untuk mencapai sesuatu yg lebih tinggi..terkadang kita harus jatuh. Dan percayalah...sebenarnya kepedihan justru membantu kita untuk terus tumbuh, membuat kita lebih kuat, dan seringkali menjadikan kita lebih baik. Kepedihan bisa dibandingkan dg proses batu permata yg diolah hingga mnjdi indah, atau proses yg mesti dialami kerang yg hendak menghasilkan mutiara. Nikmatilah..apa yg terjadi dlm hidupmu...setiap suka, duka..menjadikanmu berarti, itu lebih baik drpada tidak merasakn apa2 sama sekali. Itu karunia...kita punya kemampuan untuk mengatasinya...krn kita makhluk yg sempurna, punya akal..dan ada hati yg memiliki kapasitas untuk menanggung kepedihan, dan siap untuk bangkit. So.....jangan takut jatuh....kau pun akan bertahan...seperti diriku!!

Iseng-iseng

Kata bijak…..

Kata orang hidup ini penuh
Dengan kesedihan dan kemurungan
Aku jawab : “Tersenyumlah, biarkan
Kemurungan  hanya terjadi di langit
Saat sedang berawan

Pencerahan…….

Seringkali persoalan yang sepele itu
menjerumuskan orang paling bijak sekalipun
ke tepi jurang kegilaan.
  
Tentang kecemasan…..

               Pengaruh terburuk yang timbul dari kecemasan ialah hancurnya potensi kemampuan diri untuk memusatkan pikiran. Ketika kita tengah dirundung kecemasan, konsentrasi pikiran kita akan kacau. Tetapi kalau kita memaksakan diri untuk menghadapi kemungkinan yang paling buruk, itu artinya kita telah memposisikan diri pada satu sikap yang memungkinkan kita untuk memusatkan pikiran untuk menanggulangi inti persoalan yang tengah kita hadapi.
             Sesungguhnya kita tidak sanggup untuk selalu bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan yang penting, sementara dalam waktu yang sama kita sedang merasa cemas atau bimbang akan hasilnya. Kedua perasaan satu sama lain jelas bersebrangan, sehingga salah satunya menafikan yang lain.
            Ketika Anda merasa cemas memikirkan masa sekarang yang membuat Anda terguncang, kembalikan ingatan Anda pada kecemasan paling berat yang pernah Anda alami pada masa lalu. Dengan demikian pikiran Anda akan diipenuhi oleh dua beban perasaan yang berbeda. Bukan hanya oleh satu beban perasaan. Akibatnya, beban perasaan yang lebih kuat yang terjadi pada masa lalu akan dapat mengalahkan beban perasaan saat ini. Lalu sangat boleh jadi Anda akan mengatakan :”Tidak ada yang lebih buruk daripada krisis masa lalu. Sungguh demikian, nyatanya aku berhasil melewatinya”.

             Jika Anda dapat melalui krisis masa lalu yang sangat berat denga selamat, segala kesulitan dan krisis sekarang ini seberat apapun pasti terasa lebih ringan.

             Kecemasan lebiih dekat mencekam Anda ketika Anda sedang berada di luar kesibukan bekerja. Kecemasan hanya akan melanda Anda saat Anda sedang menganggur tanpa aktivitas. Sebab, ilusi Anda pada waktu itu akan menghimpun dan membolak-balikkan segala macam kemungkinan. Dan untuk mengatasi hal itu, sebaiknya Anda sibuk beraktivitas dengan tekun dan sungguh-sungguh. Coba saja……good luck…….

Jumat, 18 November 2011

Tentangku....






Kau tahu…
Suatu hari nanti bila kau ingin mengenalku
Jangan bertanya pada orang lain tentangku
Tapi mulai lah dahulu dari baris baris puisi yang kutorehkan.











Aku dedikasikan puisi ini untuk temanku  yg jauh disana. Jauh dimata dekat dihati.

Lost...




Jejakku yang terakhir kucoba tangkap
Di susuran pasir,
Mereka-reka besaran telapak kaki
Sapuan ombak menggulungnya ke tengah air
Bola pijar raksasa itu menyusup lagi ke balik awan
Aku tak menemukan jiwaku ...hilang.


Pariaman, 12 Juni 2012
                             

Kamis, 17 November 2011

Hujan di Jum'at Pagi....

Untuk temanku...


sekali aku pernah menyimakmu seperti ini,
dalam kabut yang lindap di sepanjang fajar hingga bibir bibir pagi.
sungguh tak berubah, kau masih begitu tekun melafalkan doa yang cemas,
begitu anggun menanam mimpi pada bara unggun,
seperti terakhir kali kita berdiri pada satu jajar,
di antara rimbun perdu yang ditumbuhkan Tuhan di bukit ini.
ah, kawan..
kau dan aku tetap sama saja,
gemar menjadi manusia yang menyebabkan detik membuahkan sepi,
di sepanjang fajar,
hingga bibir bibir pagi.