Kamis, 05 Januari 2012

Beku

Ku terdiam
Di bawah tirai malam
Menyaksikan sinar rembulan
Yang kini kian pias
Lelah tuk hangatkan dunia
Perlahan kujerat udara
Mencoba isikan sejenak
Penyejuk hati
Namun kurasa hati ini terlalu dingin
Terlampau dingin
Hingga akhirnya membeku
Ku berlari
Membelah petak-petak gelap
Di pelupuk mata
Raga ini membara dan terbakar
Namun hatiku
Tetap utuh dalam beku
Ku terjatuh
Merasa kepedihan yang sama
Air mata yang sama
Rasa sakit yang sama
Ku berteriak dalam senyap
Dan hatiku....
Masih membeku

Indah kan kugapai



Ku tapaki langkah beku berliku
Menjauhi semerbak temaram
Hati menatap kosong terpaku
Menyaksikan kanvas putih
Kini berwarna cerah
Dalam temaram senja
Sang surya menggelitik mata perlahan
Mencampakkan kepenatan semu
Beri secercah cahaya merah yang lembut
Ku menatap sepetak rasa indah
Terpesona ku menyaksikannya
Logika ku terbelah lenyap
Meninggalkan ku dalam pencarian
Walau kurasa tak nyata
Tapi hati mengangguk
Meyakini...
Indah kan menanti di sana
Kan ku kejar...
Kan ku gapai...

Matahariku....

Matahari…
Dimatamu ada sebab,
Dan taklukku adalah akibat,
Seperti es krim lumer di bibirmu,
Seperti bayi pasrah di pelukmu,
Di matamu ada candu,
Tanpa sinarnya adalah sakauku.
Resah mendesah sampai lelah,
Tersungkur jatuh bersimbah keluh.
Di matamu ada semesta,
Memandangnya adalah takjubku.
Di dalam diam aku memuja.
Beriring waktu mengawal rindu.
Matahari. 
Aku menemukanmu di tengah kebekuan hatiku. 
Hati yang tersakiti oleh masa lalu yang kelam.
Bertahun-tahun airmata mengkristalkan kepahitan dalam sukma. 
Memupuk keinginan untuk tidak lagi mencinta.
Sebab mencinta hanya menyisakan memar-memar mengungu. 
Hangatnya pesona yang terpancar dari matamu, tak mampu kutolak. 
Menembus dinding-dinding beku. 
Mencairkan selapis demi selapis sekat batu yang menahun terbangun oleh tangis.
Aku tak tahu dari mana datangnya, 
tapi aku tak bisa menipu diri bahwa kau begitu mudah merobohkan pertahananku. 
Aku yang telah memvonis hatiku untuk tidak lagi terjatuh pada zat yang namanya cinta. 
Akhirnya mengalah dan terbius oleh hangatmu.
Hatiku yang dingin menjadi basah, menghangat.
Dalam pelukan perhatian yang datang bertubi-tubi tanpa mampu aku menolaknya.
Aku terjatuh lagi dalam cintamu…. 
Matahariku..

Rabu, 04 Januari 2012

Luka

Cahaya itu tak lagi bersinar terangi relung hati
Meredup dalam kelemahan lalu terpadam dalam kekosongan
Senyum itu kian pergi bersama hari – hari yang terus mati
Menghilang bagai senja yang mengatup memeluk awan
Dan percikan air mata ini seakan memecah butir – butir embun pagi …..
Membasahi celah – celah sanubari yang membelah kesedihan
Disini aku semakin terluka oleh dia yang mengatasnamakan CINTA
Disini aku harus kembali terdiam karena kepedihan yang kurasa
Disini aku terus mengenang keindahan yang sirna dan telah tiada
Hampa semakin merona mempesona,
Berjalan berkeliling menggenggam duka cita
Luka terus menyebar melumpuhkan jiwa
Lalu mengendap menelusup bersama asa yang tak tersisa
Dan tutur kata bahasa Cinta tak lagi bermakna
Terbenam dalam lentera malam yang tak bersuara..

Senin, 02 Januari 2012

To : Kenangan, Aku dan sebungkus rokok...

Hanya ada aku dan sebungkus angan,
berisi sederet tembakau kenangan.
Satu demi satu, rindu dan sesal membakar rambut mereka,
Seakan sebuah dupa.
Kepul asapnya adalah tarian hologram.
Memproyeksikan bayang wajahmu hingga ke langit-langit kamarku.

Apa akhir setiap kisah cinta seperti tembakau ini?
Bermetafora menjadi abu. Dan bangkainya terbengkalai pada pusara asbak berisi aksara tentang luka?

Begini adanya :(


Di bening mataku kemarin
kutemukan sebutir air mata yang ku tahan
mengeras jadi mutiara
jatuh ke bibirku
tinggal disana sebentar
menggetar
kemudian menyusup ke tenggorokan

mungkin saja
ia yang sekarang menjelma serak dan sesak pada
barisan kata perpisahan

Hatiku, sudahlah jangan sendu,
aku ingin pergiku kali ini terdengar merdu,
agar angin malam
atau hujan
atau bahkan udara dingin dan kebekuan
bisa mengingatkanku kapan-kapan
tentang kisahku dalam rindu-rindu
yang haru
tapi tidak biru

aku akan tetap menjadi keindahan
jingga di pagi dan senja
lagu-lagu yang menyapa kelopak mataku sebelum terik
dan mengendap-endap sesaat di lelahku sebelum mimpi.

Minggu, 01 Januari 2012

Wanita

Seorang wanita,
yang sedang ada dalam kebimbangan..
ingin tetap dalam komitmen hati, atau ingkar pada rasa..?
seorang wanita,
yang sedang dalam keraguan..
ingin bertahan dalam kekuatan dan kelemahan, atau menyerah pada keputus asaan..?
seorang wanita,
yang sedang dalam dilematis keadaan..
ingin pergi dari semua yang menekan, atau memperjuangkan rasa diantara hujatan..
seorang wanita,
yang sedang dalam bingung kepayang..
ingin ini atau itu ? tak tahu mana yang benar dia inginkan..?
seorang wanita…
Dia, adalah aku.